Debat PILGUB Sumsel, Cik Ujang Dinilai Tak Paham Persoalan


OganPost

Pengamat Politik Ade Indra Chaniago menyoroti debat publik kedua Pilgub Sumsel 2024 dihotel Novotel  Palembang, Minggu 10 November 2024. Ia mengkritisi jawaban Calon Wakil Gubernur nomor urut 1 Cik Ujang, terkait permasalahan debu batu bara. Chaniago menilai jawaban Cik Ujang seperti “jaka sembung bawa golok”.

“Malah cerita soal penyedotan debu malam hari, padahal solusinya sudah jelas. Pertanyaan soal pencemaran air juga tidak dijawab. Apa yang sudah dilakukan? Malah cerita soal bagi-bagi sembako dua atau tiga bulan sekali. Apakah itu menjawab persoalan?” kritik Chaniago. 


Salah satu momen krusial adalah ketika Anita Noeringhati mempertanyakan solusi permasalahan debu batu bara yang dikeluhkan masyarakat. “Masyarakat mengeluh debu tak teratasi, mereka enggan membuka pintu. Air tanah juga menghitam, mengganggu pasokan air bersih dan berdampak pada kesehatan. Apa strategi Anda?” tanya Anita. 


Cik Ujang menjawab, “Sewaktu jadi Bupati Lahat, saya perintahkan DLH bikin mobil penyedot debu. Saya juga perintahkan perusahaan rekrut warga desa untuk sapu dan siram jalan. Terus terang, saya juga pelaku. Mobil yang lewat desa-desa saya minta beri sembako ke masyarakat.” 


Chaniago menilai jawaban Cik Ujang tidak substansial dan menghindari inti permasalahan. “Masyarakat butuh solusi konkret dan berkelanjutan, bukan sekedar penyedotan debu dan pemberian sembako. Permasalahan lingkungan kompleks dan butuh pendekatan yang terintegrasi,” tegasnya.


Pilihan Herman Deru untuk menggandeng Cik Ujang dalam Pilgub Sumsel 2024 tentunya menjadi sorotan. Ade Indra Chaniago menilai kombinasi keduanya justru memprihatinkan, mengingat rekam jejak mereka terkait tingginya angka kemiskinan di Sumsel. 


Chaniago menjelaskan maksudnya, Herman Deru dan Cik Ujang sama-sama sukses menjadikan Sumsel termiskin dan Lahat termiskin. Jadi prestasinya sama. Jadi sudah betul lah dia nyari pasangan itu.


“Sebenarnya kalau dibilang salah pilih wakil, ya salah sih. Tapi dia sudah benar, gitu loh,” ujar Chaniago dengan nada sinis. “Kenapa? Soalnya sama-sama gitu, nyambung.” Sindir Chaniago.


Pernyataan Chaniago ini merujuk pada data kemiskinan di Sumsel yang masih tinggi. Kabupaten Lahat, tempat Cik Ujang pernah menjabat sebagai bupati, bahkan tercatat sebagai daerah termiskin di Sumsel. 


Sementara di tingkat nasional, Sumsel sempat masuk dalam 10 provinsi termiskin. “Gubernurnya terkaya, rakyatnya termiskin 10 termiskin. Nah kalau Lahat kan termiskin di Sumsel,” tegas Chaniago. (Frd)

No comments

Powered by Blogger.