Kronologi Pengurus KAMMI Diduga Dianiaya Anggota TNI di Jaktim
JAKARTA -- Seorang pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) bernama Rizki Agus Saputra diduga dianiaya seorang anggota TNI di wilayah Jakarta Timur beberapa hari yang lalu.
Rizki bercerita peristiwa itu bermula saat hendak pulang dari Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Saat itu, ia merasa diikuti dari belakang.
Ia berkata ada beberapa orang tidak dikenal yang menggunakan sepeda motor membunyikan klakson dengan keras, seolah ingin buru-buru mendahului.
"Setelah berhasil mendahului saya, dia mengadangkan motornya. Kemudian juga ngomong 'jagoan kamu', beberapa kali sampai tiga kali dia mengadangkan motor," ujarnya.
Saat itu, Rizki mengaku tidak mau meladeni lantaran tidak kenal dengan orang-orang tersebut.
"Saya bilang 'saya tidak mau berurusan dengan bapak, saya baru dari rumah sakit, saya mau makan, saya mau pulang. Saya tidak ada urusan dengan bapak, saya tidak mau berkelahi di jalanan'," ujarnya.
Rizki terus melanjutkan perjalanan dengan melaju pelan dan sengaja menuju ke tempat yang ramai. Ia mengaku baru mengetahui bahwa salah satu dari orang yang di belakangnya adalah anggota TNI.
"Saya kaget tanpa ada klarifikasi, tanpa ada macam-macam, padahal saya tidak ada urusan sama sekali dengan orang yang pertama, apalagi sama TNI-nya," ujarnya.
"Tiba-tiba kaki saya ditendang, saya akhirnya menepi, akhirnya dia menarik baju saya, leher saya dicekik, kemudian saya langsung dipegang, ada yang meninju saya," kata Rizki menambahkan.
Rizki mengatakan anggota TNI itu sempat mengeluarkan kata-kata 'saya ini tentara, mati kamu ya' saat menganiaya dirinya.
"Mata saya memar, di sebelah sini, kemudian kepala saya juga dipukuli tanpa ampun. Dengan baju seragam lengkap, menggunakan sepatu lengkap, dengan atribut TNI," ujarnya.
Saat itu, Rizki pun ditolong oleh warga sekitar. Ia mengaku tidak mengetahui apa motif penganiayaan itu sebab tidak merasa ada perselisihan di jalan sebelumnya.
"Tidak ada lagi celah untuk saya menyampaikan apa maksud dan motif dia, karena saya tidak merasa menyenggol (di jalan), apalagi ada kata-kata perselisihan. Tidak ada sama sekali. Saya pastikan tidak ada sama sekali perselisihan di jalanan," katanya.
Lebih lanjut, Rizki menyatakan saat itu ada juga warga yang membantu dengan menyelamatkan motornya juga belakangan dianiaya. Ia bertemu dengan warga itu saat visum di rumah sakit.
"Dia dituduh teman saya. Apa salahnya? Apa salah dia mengantarkan motor saya dan membantu saya? Dituduh sebagai teman saya sehingga akhirnya dia dihajar juga, ditendang sampai dia masuk ke got sedalam tiga meter. Kakinya tidak bisa berjalan," ujarnya.
Rizki berharap kasus itu diusut secara tuntas. Ia juga berharap peristiwa yang terjadi ini tak berkaitan dengan gerakan melaporkan kebocoran data ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP).
"Tapi saya harap tidak ada kaitannya, kemudian juga banyak sikap-sikap kami terkait dengan laporan, terkait dengan putusan MK dan sebagainya mudah-mudahan tidak ada kaitannya. Saya sangat berharap tidak ada kaitannya," katanya.
Anggota TNI yang diduga menganiaya itu belakangan telah diamankan.
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Cpm. Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan awalnya pihaknya yang menyelidiki laporan dugaan penganiayaan itu. Belakangan diketahui anggota itu dari TNI AU.
"Sudah kami lidik, pelakunya anggota TNI AU," kata Bey lewat pesan singkat, Minggu (17/12).
Bey menyebut proses hukum kasus itu kini dilakukan oleh Satpom Lanud Halim Perdanakusuma.
"Motifnya perselisihan di jalan raya," ujar dia.(CNN indonesia)
No comments