3 Kesalahan Pelari Newbie yang Ternyata Bahaya untuk Kesehatan

Atlet marathon Agus Suprayogo menyebut ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan pelari baru. Cek di sini apakah kamu lakukan kesalahan ini?(iStock/PeopleImages)

Sejak beberapa tahun lalu, lari jadi salah satu olahraga yang banyak diminati. Berbagai komunitas lari dengan level pelari profesional sampai newbie pun bermunculan.

Atlet marathon Agus Suprayogo menyambut gembira atas antusiasme peminat lari. Namun dia juga menyebutkan bahwa kebanyakan pelari newbie alias pelari baru ini masih kerap melakukan beberapa kesalahan. Hanya saja, kesalahan ini seharusnya bisa dihindari.

"Senang ya karena banyak pelari baru, tapi masih ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan sih kalau saya lihat," kata Agus kepada CNNIndonesia.com usai ajang lari Pocari Sweat Run beberapa waktu lalu.

Berikut beberapa kesalahan pelari newbie:

1. Ambisi Tinggi

Pelari-pelari baru biasanya masih punya ambisi yang besar. Ini bagus tapi di sisi lain jadi berlebihan.

"Awal-awal masih terlalu berambisi saat latihan. Misalnya kepancing mau lari marathon, tapi kebanyakan mereka nafsunya gede persiapan nggak ada," katanya.

"Seharusnya, semakin bagus persiapan hasilnya akan semakin bagus juga. Sayangnya kebanyakan orang itu persiapannya kurang."

Agus juga menambahkan bahwa setiap orang perlu memahami kemampuan dirinya sendiri sebelum mengikuti berbagai ajang lari. Semua hal, kata dia, butuh proses. Oleh karenanya, seorang pelari baru tak disarankan untuk langsung berambisi mengikuti lari marathon sebelum mencoba lari jarak pendek dulu.

"Cek dulu kondisi tubuhnya, sebelum ikut half marathon sebaiknya coba yang 10 km dulu. Sebelum marathon ikut half marathon dulu. Cek dulu kondisi tubuhnya kalau saya lari 10 km itu apa yang terasa di tubuhnya. Ini juga persiapan."

Agus Suprayogo (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

2. Hidrasi

Buat Agus, persiapan yang matang adalah kunci kesuksesan menyelesaikan lari sampai finish. Salah satu yang harus diperhatikan adalah soal hidrasi.

"Pelari newbie ini kurang begitu memperhatikan hidrasi. Minum kalau haus padahal hidrasi di lari itu penting."

"Kadang bingung dipaksa minum saat lari, padahal belum mau minum, tujuannya hidrasi biar tidak kram dan heatstroke."

Apa hubungannya antara hidrasi, lari, dan kram? Kebanyakan mungkin beranggapan ini tak terlalu berpengaruh. Namun, mengutip Healtline, kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh akan menyebabkan heat cramps.

Aktivitas fisik dapat menyebabkan keringat berlebih dan kehilangan cairan.Aktivitas berat dan keringat berlebih dapat menyebabkan dehidrasi, pengurangan elektrolit, dan kram panas.

Kram panas bisa datang perlahan atau cepat.Mereka sering mulai sebagai kedutan otot yang tidak disengaja yang mungkin tidak Anda sadari sampai mereka berkembang. Gejala kram panas meliputi:

* kejang otot, yang bisa melemahkan
* gerakan menyentak yang tidak disengaja
* nyeri otot, yang bisa parah
* berkeringat banyak
* kulit lembab dan memerah
* demam

3. Lupa cooling down

Sebagai atlet profesional, Agus menyebut bahwa persiapan saat lari harus dimulai sesuai urutannya, pemanasan, lari, kemudian pendinginan.

Sayangnya kata dia, banyak pelari baru yang kerap kali lupa melakukan pendinginan usai olahraga.

"Banyak banget orang yang begini. Bukannya pendinginan malah kebanyakan foto, ngobrol sama temannya dan lupa cooling down. Padahal cooling down itu penting lho biar nggak kram dan pegal-pegal habis lari."


No comments

Powered by Blogger.