Masyarakat Resah,Warung Remang – Remang Menjamur Di OKI
Ilustrasi |
KAYUAGUNG oganpost.com- Jumlah kafee dan warung remanng-remang di jalan lintas Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) semakin marak (Menjamur –red) Masyarakat resah karena keberadaan kafe dan warung remang-remang berada disekitar pemukiman masyarakat Setidaknya ada 10 kafe dan warung remang-remang disepanjang jalan lintas
“Kafe dan warung tersebut bertengger dipinggir jalan lintas, bahkan bergabung dengan pemukiman masyarakat. Di kafe-kafe tersebut, tidak hanya tersedia sejumlah minuman keras seperti bir dan jenis minuman memabukan lainya, tapi juga ada sejumlah wanita muda yang menjadi penarik bagi masing-masing kafe. Umumnya. Wanita muda penghibur didatangkan pemilik kafe dari luar daerah bahkan ada juga yang didatangkan dari pulau jawa”Ujar Rinto Saat di wawancarai Harian Pagi Ogan Post,Rabu (11/1/2017)
Menurut salah seorang warga Kecamatan Lempuing Jaya Mul (40) mengugkapkan, jumlah kafe dan warung remang-remang serta kedai tuak di jalan lintas kecamatan tersebut belakangan ini semakin marak. “Saya heran karena kafe tersebut semakin hari semakin banyak jumlahnya dan seolah-oleh seperti telah mengantongi izin operasional. Padahal Bupati OKI jelas-jelas mengatakan, tidak ada izin kafe dan warung remang-remang di OKI,” katanya
Ia mengatakan, kalau keberadaan kafe tersebut sangat menganggu dan merusak mental generasi muda di OKI terutama masyarakat KecamatanLempuing Jaya,Teluk Gelam,Pedamaran,Mesuji,dan Mesuji Makmur dan sekitarnya. Terlebih lagi kafe tersebut sering beroperasional tanpa kenal waktu. “Tak malam tak siang, kafe tersebut terus buka dan bahkan kadang tak tau waktu shalat (adzan). Padahal banyak masyarakat yang lalu lalang, bahkan pelajar juga melintas dari jalur tersebut,” ujarnya
Sejumlah Warga berharap agar pemerintah dan aparat keamanan didua wilayah tersebut juga pemerintah Kabupaten OKI bisa menindak tegas keberadaan kafe dan warung remang-remang itu. “Kami minta pemerintah tidak hanya menindak jelang bulan puasa, tapi selamanya tidak beroperasional lagi. Karena kalau lama kelamaan dusun tersebut akan berganti dan berubah menjadi dusun kafe dan prostitusi terselubung,” jelasnya.
Warga setempatpun mengakui bahwa di daerahnya sekarang marak kehadiran para PSK. Tersebut bahkan pada malam hari. Banyak berkeliaran dan di warung nya juga ramai di kunjungi para lelaki hidung belang. Kami warga desa ini malu sebenarnya aktivitas. Ini sudah berlangsung lama kita khawatir kalau pihak terkait tidak segera menertibkan tempat maksiat yang akan mengundang bencana dan berimbas pada anak anak kami jangan sampai warga mengamuk dan membakar tempat tersebut, tegasnya.(sandi)
No comments