Bupati OKI : Tanjung Tapa Sangat Layak Jadi Pelabuhan Laut Internasional
Bupati OKI H. Iskandar, SE |
OKI Kayuagung, oganpost.com - Tol laut menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo untuk mengembangkan sektor kemaritiman. Salah satu faktor penunjangnya adalah kebutuhan akan pelabuhan laut dalam (deep sea port). Tujuannya untuk memberi jalan bagi kapal-kapal besar yang melintasi rute dari Sabang sampai Merauke.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir siap mendukung program tol laut Presiden Joko Widodo (Jokowi). Itu karena kabupaten ini memiliki potensi di bidang kemaritiman. Tanjung Tapa, di wilayah Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berpotensi menjadi pelabuhan laut internasional.
“Kajian pelabuhan samudera (Tanjung Tapa) itu telah dilakukan PT OKI Pulp and Paper yang menyebutkan perairan di wilayah ini sangat layak untuk pelabuhan laut dalam (deep sea port),” ungkap Iskandar, Rabu (5/10) pagi.
Senada, Wakil Direktur PT OKI Pulp and Paper, Gadang H Hartawan mengatakan, survei yang dilakukan pihaknya sejak 2013 itu menyebutkan wilayah Tanjung Tapa yang berbatasan langsung dengan Selat Bangka memiliki kedalaman air (bathymetric) lebih dari 16,50 meter. Selain itu, Tanjung Tapa memiliki luas lebih dari 2.000 meter dihitung dari garis pantai Tanjung Tapa hingga ke Selat Bangka.
Berdasarkan laporan tim survei, Asosiasi Navigasi Internasional (PIANC) merekomendasikan bahwa setiap alur setidaknya harus tiga kali lebar dari kapal terluas yang menggunakan alur tersebut. Untuk lalu lintas kapal yang berpapasan satu sama lain serta memiliki kedalaman minimal 16 meter pada sudut terendah atau ketika pasang surut dan kapal dengan dalam keadaan bermuatan penuh.
Selain persyaratan pelabuhan laut tersebut, pencatatan gelombang dan arus angin juga dilakukan selama periode survei tersebut. Lokasi Tanjung Tapa dianggap terlindung dari pengaruh perubahan gelombang laut yang meningkat meski memiliki paparan angin dari timur selatan. Lokasi ini juga mempunyai catatan risiko yang rendah terhadap bencana alami seperti intensitas gema, badai tropikal dan gelombang pasang.
“Kajian yang dilakukan PT OKI Pulp and Paper ini bertujuan untuk membangun fasilitas distribusi ekspor impor secara efektif dan efisien. Pabrik dengan tingkat produksi mencapai 2.000.000 ton bubur kayu pertahun membutuhkan ruang kargo yang tersedia serta fasilitas pendukung pelabuhan laut seperti gudang dan container area,” ungkap Gadang.
Jarak Tanjung Tapa dari lokasi pabrik PT OKI Pulp, tambah dia, sekitar 65,18 km dengan 12.80 km terakhir berada di area HTI. Sebagian di areal basah sehingga memerlukan jembatan yang menghubungkan antara gudang dan container area menuju dermaga sepanjang 2,260 meter mencapai kedalaman yang diperlukan di landasan dermaga utama (16,30 m) saat surut terendah. Jembatan dibangun untuk menghindari penumbangan pohon hidup di garis pantai.
“Semua produk yang dihasilkan untuk tujuan domestik dan ekpor impor akan diangkut melalui jalan darat, dari lokasi pabrik baik ke gudang pelabuhan sampai kedatangan kapal kargo atau langsung ke sisi kapal kargo,” terangnya.
Dengan informasi yang dimiliki dari hasil survei merekomendasikan lokasi Tanjung Tapa layak menjadi pelabuhan laut, di posisi bersamaan dengan fasilitas pendukung yang disyaratkan dan secara fisik pembangunan tretle dan dermaga.
Adapun kendala, Tanjung Tapa memiliki area sepanjang 2.30 km yang masuk hutan lindung sehingga memerlukan izin khusus transit di lahan basah. Akan tetapi, manfaat yang didapat jauh lebih banyak, yakni pembangunan pelabuhan laut di Tanjung Tapa akan memberi manfaat bagi Kabupaten OKI serta mendukung KEK Tanjung Api-Api. Kemudian, Pelabuhan Tanjung Tapa juga berpotensi ekonomi masyarakat baik Produksi pertanian dan perkebunan, perikanan warga di Kabupaten OKI, Banyuasin dan Pulau Bangka.
Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung Tapa interline dengan sejumlah daerah, kondisi jenuh di Selat Malaka juga diprediksi akan memberikan keuntungan jika di Tanjung Tapa dibangun pelabuhan. Sebab ribuan kapal melintasi Selat Malaka setiap harinya, dengan kejenuhan dan penambahan waktu layar, tentu jalur pantai timur akan semakin dilirik. Kabupaten OKI bersama pemprov akan mengusulkan peningkatan fungsi pelabuhan tersebut kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Kelautan dan Perikanan. (rel)
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir siap mendukung program tol laut Presiden Joko Widodo (Jokowi). Itu karena kabupaten ini memiliki potensi di bidang kemaritiman. Tanjung Tapa, di wilayah Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berpotensi menjadi pelabuhan laut internasional.
“Kajian pelabuhan samudera (Tanjung Tapa) itu telah dilakukan PT OKI Pulp and Paper yang menyebutkan perairan di wilayah ini sangat layak untuk pelabuhan laut dalam (deep sea port),” ungkap Iskandar, Rabu (5/10) pagi.
Senada, Wakil Direktur PT OKI Pulp and Paper, Gadang H Hartawan mengatakan, survei yang dilakukan pihaknya sejak 2013 itu menyebutkan wilayah Tanjung Tapa yang berbatasan langsung dengan Selat Bangka memiliki kedalaman air (bathymetric) lebih dari 16,50 meter. Selain itu, Tanjung Tapa memiliki luas lebih dari 2.000 meter dihitung dari garis pantai Tanjung Tapa hingga ke Selat Bangka.
Berdasarkan laporan tim survei, Asosiasi Navigasi Internasional (PIANC) merekomendasikan bahwa setiap alur setidaknya harus tiga kali lebar dari kapal terluas yang menggunakan alur tersebut. Untuk lalu lintas kapal yang berpapasan satu sama lain serta memiliki kedalaman minimal 16 meter pada sudut terendah atau ketika pasang surut dan kapal dengan dalam keadaan bermuatan penuh.
Selain persyaratan pelabuhan laut tersebut, pencatatan gelombang dan arus angin juga dilakukan selama periode survei tersebut. Lokasi Tanjung Tapa dianggap terlindung dari pengaruh perubahan gelombang laut yang meningkat meski memiliki paparan angin dari timur selatan. Lokasi ini juga mempunyai catatan risiko yang rendah terhadap bencana alami seperti intensitas gema, badai tropikal dan gelombang pasang.
“Kajian yang dilakukan PT OKI Pulp and Paper ini bertujuan untuk membangun fasilitas distribusi ekspor impor secara efektif dan efisien. Pabrik dengan tingkat produksi mencapai 2.000.000 ton bubur kayu pertahun membutuhkan ruang kargo yang tersedia serta fasilitas pendukung pelabuhan laut seperti gudang dan container area,” ungkap Gadang.
Jarak Tanjung Tapa dari lokasi pabrik PT OKI Pulp, tambah dia, sekitar 65,18 km dengan 12.80 km terakhir berada di area HTI. Sebagian di areal basah sehingga memerlukan jembatan yang menghubungkan antara gudang dan container area menuju dermaga sepanjang 2,260 meter mencapai kedalaman yang diperlukan di landasan dermaga utama (16,30 m) saat surut terendah. Jembatan dibangun untuk menghindari penumbangan pohon hidup di garis pantai.
“Semua produk yang dihasilkan untuk tujuan domestik dan ekpor impor akan diangkut melalui jalan darat, dari lokasi pabrik baik ke gudang pelabuhan sampai kedatangan kapal kargo atau langsung ke sisi kapal kargo,” terangnya.
Dengan informasi yang dimiliki dari hasil survei merekomendasikan lokasi Tanjung Tapa layak menjadi pelabuhan laut, di posisi bersamaan dengan fasilitas pendukung yang disyaratkan dan secara fisik pembangunan tretle dan dermaga.
Adapun kendala, Tanjung Tapa memiliki area sepanjang 2.30 km yang masuk hutan lindung sehingga memerlukan izin khusus transit di lahan basah. Akan tetapi, manfaat yang didapat jauh lebih banyak, yakni pembangunan pelabuhan laut di Tanjung Tapa akan memberi manfaat bagi Kabupaten OKI serta mendukung KEK Tanjung Api-Api. Kemudian, Pelabuhan Tanjung Tapa juga berpotensi ekonomi masyarakat baik Produksi pertanian dan perkebunan, perikanan warga di Kabupaten OKI, Banyuasin dan Pulau Bangka.
Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung Tapa interline dengan sejumlah daerah, kondisi jenuh di Selat Malaka juga diprediksi akan memberikan keuntungan jika di Tanjung Tapa dibangun pelabuhan. Sebab ribuan kapal melintasi Selat Malaka setiap harinya, dengan kejenuhan dan penambahan waktu layar, tentu jalur pantai timur akan semakin dilirik. Kabupaten OKI bersama pemprov akan mengusulkan peningkatan fungsi pelabuhan tersebut kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Kelautan dan Perikanan. (rel)
No comments