Tren Berita Positif Tinggi, Efisiensi Belanja Iklan
Kassubag Informasi dan Pemberitaan, Adi Yanto SPd |
OKI,KAYUAGUNG,oganpost.com Slogan "bad news is good news" tidak berlaku di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Berita negatif (bad news) yang selalu menjadi berita positif (good news) versi redaksi media massa kini dinilai sudah jauh tertinggal dengan tren perkembangan pers dan jurnalistik pasca modern.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Hendra Anggara SSTP melalui Kassubag Informasi dan Pemberitaan, Adi Yanto SPd. Menurut Adi, pihaknya justru lebih mengapresiasi media massa yang komitmen membantu dalam menyebarluaskan berita positif. Hal itu dilihat dari ekpos hasil pemantauan media (media monitoring) hingga triwulan ketiga tahun 2016.
Adi Yanto mengatakan, Humas Pemkab OKI secara terus menerus melakukan monitoring terhadap 11 media cetak harian, 46 media mingguan, 11 media online, 8 bulanan dari 10 media elektronik terkait pemberitaan kabupaten ini di berbagai media massa tersebut. Hasil pemantauan berita OKI periode Januari sampai dengan Juli menurutnya masih menunjukkan tren opini positif.
"Sekitar 83 persen berita positif. Sisanya berita negatif dan berita publik. Mudah-mudahan persentase ini jumlahnya tertinggi," ungkap Adi, kepada Simbur, Selasa (30/8).
Dikatakannya, Humas berterima kasih kepada wartawan dan medianya. “Terima kasih kepada rekan-rekan media yang senantiasa membantu Pemkab OKI dalam menginformasikan program pembangunan. Kami berharap dengan berita positif yang terus diekspos berdampak baik terhadap citra Kabupaten OKI,” jelasnya.
Dijelaskannya, monitoring media sangatlah penting bagi pemerintah setempat untuk memantau penerapan kebijakan serta opini publik yang sedang berkembang. “Ini bagian dari tugas kami untuk mengawal opini publik agar menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan dan program pembangunan,” ungkap Adi.
Selain monitoring media, pihaknya juga memperketat sistem kerja sama publikasi dengan media. Ke depan, harap Adi, pihaknya harus semakin baik dalam memanajemen kehumasan. Terlebih dalam pemilihan media untuk kerja sama, Humas OKI akan lebih selektif.
“Saat semua instansi di Indonesia melakukan penghematan (belanja iklan). Kami harus memperbaiki manajemen kehumasan agar dapat mengelola anggaran dengan bijak dan tepat guna. Banyak media yang sudah kebagian belanja iklan dari pemda, tapi grafis beritanya turun. Ke depan media tersebut jadi pertimbangan,” tutupnya.(Rel)
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Hendra Anggara SSTP melalui Kassubag Informasi dan Pemberitaan, Adi Yanto SPd. Menurut Adi, pihaknya justru lebih mengapresiasi media massa yang komitmen membantu dalam menyebarluaskan berita positif. Hal itu dilihat dari ekpos hasil pemantauan media (media monitoring) hingga triwulan ketiga tahun 2016.
Adi Yanto mengatakan, Humas Pemkab OKI secara terus menerus melakukan monitoring terhadap 11 media cetak harian, 46 media mingguan, 11 media online, 8 bulanan dari 10 media elektronik terkait pemberitaan kabupaten ini di berbagai media massa tersebut. Hasil pemantauan berita OKI periode Januari sampai dengan Juli menurutnya masih menunjukkan tren opini positif.
"Sekitar 83 persen berita positif. Sisanya berita negatif dan berita publik. Mudah-mudahan persentase ini jumlahnya tertinggi," ungkap Adi, kepada Simbur, Selasa (30/8).
Dikatakannya, Humas berterima kasih kepada wartawan dan medianya. “Terima kasih kepada rekan-rekan media yang senantiasa membantu Pemkab OKI dalam menginformasikan program pembangunan. Kami berharap dengan berita positif yang terus diekspos berdampak baik terhadap citra Kabupaten OKI,” jelasnya.
Dijelaskannya, monitoring media sangatlah penting bagi pemerintah setempat untuk memantau penerapan kebijakan serta opini publik yang sedang berkembang. “Ini bagian dari tugas kami untuk mengawal opini publik agar menjadi masukan bagi pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan dan program pembangunan,” ungkap Adi.
Selain monitoring media, pihaknya juga memperketat sistem kerja sama publikasi dengan media. Ke depan, harap Adi, pihaknya harus semakin baik dalam memanajemen kehumasan. Terlebih dalam pemilihan media untuk kerja sama, Humas OKI akan lebih selektif.
“Saat semua instansi di Indonesia melakukan penghematan (belanja iklan). Kami harus memperbaiki manajemen kehumasan agar dapat mengelola anggaran dengan bijak dan tepat guna. Banyak media yang sudah kebagian belanja iklan dari pemda, tapi grafis beritanya turun. Ke depan media tersebut jadi pertimbangan,” tutupnya.(Rel)
No comments