Resto Catur, Tawarkan Nasi Goreng "Skak"

Resto Catur yang berlokasi di Jalintim Tanjung Raja Ogan Ilir menawarkan konsep unik dan harga terjangkau dengan sajian menu andalan nasi goreng "skak". Tertarik untuk menikmati bersantap sambil main catur?

OI Tanjung Raja, oganpost.com - Bagi para pebisnis kuliner, lokasi usaha, bukan hanya sekadar tempat menjajakan minuman atau makanan. Lebih dari itu, bisnis yang dibangun hanya dapat bersaing ketika pemilik menyajikan yang konsep unik, kreatif dan inovatif. Resto Catur adalah salah satu warung makan kaki lima yang menawarkan konsep unik dengan mengambil konsep olahraga Catur. Resto yang berlokasi di tepi jalan tidak jauh dari Pasar Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir (OI) menghadirkan rasa nyaman dengan keunikannya, harga yang murah dengan makanan yang berkelas, menjadi suguhan khas yang membedakannya dengan tempat makan lainnya.

Keunikan Resto Catur ini tampak terlihat pada dinding dan meja resto yang diberikan corak hitam putih layaknya meja papan catur. Menu unggulan yang ditawarkan pun juga memiliki nama yang unik seperti Nasi Goreng Skak, Mie Goreng Ster, Ayam Goreng Tanpa Tulang Peluncur, dan Sop Benteng Kaki Jagung. Setiap makanan diberi harga yang sangat bersahabat dengan kantong masyarakat dan mahasiswa maupun pelajar sekolah. Adapaun tarif hidangan yang dapat dinikmati berada dikisaran harga Rp 7-10 ribu. Sedangkan, untuk menu nasi Goreng Skak sendiri dibandrol dengan harga Rp 10 ribu perporsi. Dari sejumlah konsumen yang sudah mencicipi makanan di Resto Catur, mereka merasa cukup puas menikmatinya, selain enak, harganya juga sangat murah, jadi wajar saja jika warga akan selalu kembali datang ke resto ini.

Menurut pemilik Resto Catur, Irma Pusdikasari, konsep yang diambil untuk membangun usaha warung makan sederhananya itu berasal dari sang suami dan keluarga. Apalagi konsep catur belum pernah ada diangkat dalam bisnis kuliner.

"Usaha warung makannya itu baru dibuka sekitar satu bulan lamanya dengan dibantu oleh koki atau chef andalan yang pernah bekerja di restoran berkelas. Alhamdulilah, dalam sehari kini sudah mencapai 40 porsi pesanan nasi goreng maupun mie goreng per harinya," ujarnya, Minggu (21/8).

Ia menambahkan, untuk permainan catur, dirinya cukup mengerti walaupun tidak terlalu hobi, lucunya malahan karyawan ataupun warga yang biasa nongkrong di Resto Catur lebih memilih bermain gaple, dibandingkan catur.

"Saya memilih menjual nasi goreng atau mie goreng karena menu makanan ini sudah sangat familiar di pencinta kuliner dan selalu cocok di makan pada waktu apapun juga, baik itu pagi hari maupun malam hari," tutupnya.(arie)

 

Editor : Adhie