Mensos Khofifah Resmikan Gedung IPWL Khusus Pecandu Narkoba
Menteri Sosial RI bersama Plt Bupati Ogan Ilir meresmikan gedung institusi penerima wajib lapor (IPWL) Sumsel di Panti Sosial Inderalaya, senin (22/8). |
OI Inderalaya, oganpost.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa meresmikan gedung institusi penerima wajib lapor (IPWL) Sumsel di panti sosial Inderalaya, Senin (22/8) kemarin.
Gedung IPWL yang dijadikan sebagai shelter ini diharapkan dapat mengurangi kuantitas pecandu narkoba, khususnya di Sumsel.
“Jika ada masyarakat dimanapun yang ingin sembuh dari kecanduan narkoba, ada baiknya dapat direhabilitasi di gedung ini. Tercatat di Indonesia sudah ada 162 gedung IPWL yang bertugas menekan angka kuantitas pengguna narkoba,” ujar Mensos RI Khofifah Indar Parawangsa, di Inderalaya kemarin.
Disamping meresmikan gedung IPWL, Mensos juga mengecek kesiapan pusat antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai tindaklanjut instruksi Presiden Jokowi. Shelter karhutla difungsikan untuk para korban karhutla dengan menyiapkan ruang belajar dan bermain untuk anak-anak.
Khusus di Sumsel, kata dia, ada 4 kabupaten yang berpotensi besar terjadinya karhutla yakni Ogan Ilir, OKI, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Ke empat kabupaten ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Potensi hotspot berada di lahan gambut. Walaupun tidak tampak, tapi sewaktu-waktu akan muncul seketika. Ini sudah ada pengalaman di tahun lalu sehingga memang perlu ada tim khusus yang menangani masalah karhutla,” jelasnya.
Dilanjutkannya, bahwa Kabupaten OI merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang titik hotspotnya perlu diantisipasi. Bukan Mensos saja bertugas mengantisipasi hotspot, melainkan ada juga Menkes, dan Mendikbud.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Bupati (Plt) OI HM Ilyas Panji Alam menegaskan bahwa pihaknya sudah sejak beberapa waktu lalu telah membangun posko karhutla di KTM Rambutan yang berguna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Kami juga telah membentuk desa siaga. Jika ada titik api, langsung sigap dipadamkan. Semua petugas terlatih. Bahkan masyarakat juga dilibatkan dalam proses pemadaman api,” jelas Bupati.
Kendati demikian, memang disaat musim kemarau, pola masyarakat membuka lahan dengan cara membakar hutan. Itu semua sudah menjadi kebiasaan yang sering terjadi dilakukan tiap tahunnya.
“Tentu kami tak hentinya beri penyuluhan ke masyarakat agar jangan membakar hutan, terutama saat membuka lahan. Kami optimistis tahun ini target zero asap dapat terealisasi” ucap Ilyas.(arie)
Gedung IPWL yang dijadikan sebagai shelter ini diharapkan dapat mengurangi kuantitas pecandu narkoba, khususnya di Sumsel.
“Jika ada masyarakat dimanapun yang ingin sembuh dari kecanduan narkoba, ada baiknya dapat direhabilitasi di gedung ini. Tercatat di Indonesia sudah ada 162 gedung IPWL yang bertugas menekan angka kuantitas pengguna narkoba,” ujar Mensos RI Khofifah Indar Parawangsa, di Inderalaya kemarin.
Disamping meresmikan gedung IPWL, Mensos juga mengecek kesiapan pusat antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai tindaklanjut instruksi Presiden Jokowi. Shelter karhutla difungsikan untuk para korban karhutla dengan menyiapkan ruang belajar dan bermain untuk anak-anak.
Khusus di Sumsel, kata dia, ada 4 kabupaten yang berpotensi besar terjadinya karhutla yakni Ogan Ilir, OKI, Banyuasin dan Musi Banyuasin. Ke empat kabupaten ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat.
“Potensi hotspot berada di lahan gambut. Walaupun tidak tampak, tapi sewaktu-waktu akan muncul seketika. Ini sudah ada pengalaman di tahun lalu sehingga memang perlu ada tim khusus yang menangani masalah karhutla,” jelasnya.
Dilanjutkannya, bahwa Kabupaten OI merupakan salah satu dari 4 kabupaten yang titik hotspotnya perlu diantisipasi. Bukan Mensos saja bertugas mengantisipasi hotspot, melainkan ada juga Menkes, dan Mendikbud.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Bupati (Plt) OI HM Ilyas Panji Alam menegaskan bahwa pihaknya sudah sejak beberapa waktu lalu telah membangun posko karhutla di KTM Rambutan yang berguna mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Kami juga telah membentuk desa siaga. Jika ada titik api, langsung sigap dipadamkan. Semua petugas terlatih. Bahkan masyarakat juga dilibatkan dalam proses pemadaman api,” jelas Bupati.
Kendati demikian, memang disaat musim kemarau, pola masyarakat membuka lahan dengan cara membakar hutan. Itu semua sudah menjadi kebiasaan yang sering terjadi dilakukan tiap tahunnya.
“Tentu kami tak hentinya beri penyuluhan ke masyarakat agar jangan membakar hutan, terutama saat membuka lahan. Kami optimistis tahun ini target zero asap dapat terealisasi” ucap Ilyas.(arie)
Editor : Adhie
No comments