Widodo: Lebih Baik Kejar Prestasi Daripada Kejar Pokemon

Kepala SMK Negeri 5 Palembang ZulFikri menunjukkan poster anti game Pokemon Go

PALEMBANG, oganpost.com – Maraknya permainan Pokemon Go di kalangan masyarakat akhir-akhir ini, membuat pemerintah juga ikut mewaspadai perkembangan game ini, terlebih terhadap kalangan pelajar yang telah meresahkan tenaga pendidik serta orangtua. Pasalnya, permainan ini membuat siswa lupa akan waktu belajar karena sibuk menangkapi pokemon di ruang lingkup sekolahnya.

Terkait adanya himbauan Gubernur Sumatera Selatan mengenai meresahkannya permainan Pokemon Go, membuat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs. Widodo MPd angkat bicara.

Widodo sangat mendukung himbauan dari Gubernur Sumatera Selatan untuk semua PNS dan masyarakat, terutama pelajar agar tidak terjebak pada hal-hal yang tidak produktif dan harus menjadi gambaran untuk diterapkan.

“Lebih baik mengejar prestasi dari pada sibuk menangkap Pokemon. Kan Sumsel saat ini sedang membangun ketertinggalannya dari daerah maju lainnya, dan berusaha mengejar untuk jadi provinsi terdepan. Untuk itu, kita semua sesuai bidangnya harus bekerja keras dan belajar sungguh-sungguh guna mendukung cita-cita tersebut,” ujar Widodo.

Menurutnya, mengingat semua masyarakat Sumatera Selatan tidak mungkin menjadi daerah yang menutup diri terhadap perkembangan teknologi, maka ada beberapa aspek penting yang harus dipandang positif.

“Yang pertama, anak harus diberi arahan secara intens bahwa tugas utama mereka adalah belajar. Bermain adalah bagian dari dunia anak tetapi harus dipantau waktunya kapan dan berapa lama anak boleh dan bisa bermain. Kedua, untuk itu orangtua dan guru di sekolah harus berkoordinasi mendidik dan mengarahkan anak mengenai kemajuan zaman,” terangnya.

Dilanjutkannya, untuk point ketiga, untuk bisa mendampingi anak maka ada baiknya orangtua maupun guru harus tahu dan lebih update mengenai perkembangan dan kemajuan teknologi itu. “Sehingga tidak jadi bulan-bulanan anak-anak kita yang biasanya lebih update teknologi terkini,” tegasnya.

Lanjut Widodo, jadi dapat disimpulkan pihaknya tidak bisa melarang semua orang untuk bermain Pokemon Go. Pasalnya, Indonesia bukan negara tertutup anti sosial.

“Hal yang harus dilakukan bukan melarang tetapi mendisiplinkan anak-anak kita untuk bisa memilih dari waktu, konten, dan tetap mengedepankan tanggung jawab mereka untuk belajar dan bersosialisasi,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala SMK N 5 Palembang, Zul Fikri mengatakan, pihaknya sudah menegaskan kepada seluruh siswa untuk tidak bermain pokemon di sekolah. Pasalnya, permainan yang mengharuskan penggunanya untuk berjalan dan mencari tentunya dirasakan kurang mendidik dan tidak mengandung nilai positif.

“Dalam game tersebut tidak ada terkandung nilai pembelajaran apapun, apalagi ini bertolak belakang dengan budaya kita. Maka dari itu, saya melarang siswa bermain pokemon di dalam lingkungan sekolah,” terangnya.

Zul Fikri juga mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan siswanya yang bermain pokemon di sekolah. Apalagi tindakan mencurigakan seperti berjalan jalan di lapangan sekolah guna menangkap pokemon.

“Bila ada kedapatan siswa yang memainkan game tersebut dilingkungan sekolah, maka akan kita panggil, dan kasih surat teguran ke orang tuanya, untuk meminta agar tidak membawa handphone lagi,” tegasnya.

Ditambahkan dia, pihaknya pun sudah merancang sebuah perlombaan kompetisi membuat poster anti pokemon. Dimana, ide kreatif yang disampikan oleh OSIS sekolah diharapkan mampu memberikan pemahaman dan penalaran yang tepat kepada semua siswa. 

“Himbauan yang mereka buat langsung lewat poster, dirasakan akan lebih tepat,” pungkasnya.

Editor : Adi