Joki Masih Hantui SBMPTN 2016

SBMPTN

SURABAYA oganpost.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menyesalkan terjadinya kembali kasus kecurangan dalam ujian seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Selasa (31/5). Bersama dengan polisi dan panitia lokal SBMPTN, Kemenristek Dikti terus menyelidiki kasus yang diduga melibatkan 7 sampai 8 calon mahasiswa tersebut.

“Benar kami menerima laporan kecurangan dari panitia di Unhas. Saat ini masih terus didalami bagaimana proses dan siapa saja yang terlibat,” ungkap Menristek Dikti Mohamad Nasir selepas memantau pelaksanaan SBMPTN keterampilan di Universitas Negeri Surabaya, kemarin.

Nasir menegaskan akan memberikan tindakan tegas bagi yang terbukti terlibat dalam kecurangan tersebut. Penyelidikan lebih dalam juga akan dilakukan terhadap semua unsur pelaksana SBMPTN dan teknik pelaksanaannya di Makassar. Hal itu dilakukan karena Makassar menjadi daerah yang rutin terdapat kasus kecurangan setiap tahunnya. “Tahun lalu joki, harus di­selidiki mengapa terjadi di daerah yang sama. Di daerah lain padahal sudah tidak ada. Akan di­selidiki kira-kira melalui apa kebocoran bisa terjadi.”

Ketua Pelaksana SBMPTN 2016 Rochmat Wahab menegaskan akan menerapkan sanksi pengguguran kepesertaan terhadap pelaku dan minta pihak kepolisian mengusut tuntas. “Ini memang lahan yang empuk dan potensial. Sejak dulu terjadi secara masif meski sekarang berkurang. Disayangkan, Unhas berkali-kali ditembus,” ungkap Rochmat.

Dikatakannya, berulangnya kasus kecurangan di Makassar menandakan masih belum optimalnya kolaborasi pelaksanaan ujian di sana. Ke depan, pendalaman akan dilakukan untuk mengatur kembali panitia lokal yang bertugas setiap tahunnya. “Ini memang jadi masalah karena di sana ada dua panitia lokal, sedangkan di daerah lain hanya satu. Mungkin itu salah satu penyebabnya. Nanti didalami,” tambah Rochmat.

Seperti diberitakan sebelumnya, panitia pengawas SBMPTN menyatakan mengamankan peserta yang kedapatan menyembunyikan telepon seluler dan menerima pesan singkat kunci jawaban. Peserta tersebut mengikuti tes SBMPTN di Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas, Selasa (31/5). Panitia yang melapor segera menghentikan proses ujian peserta tersebut.

Pengawas terlambat

Memasuki hari kedua pelaksanaan SBMPTN, kemarin, terjadi keteledoran yang dilakukan panitia lokal SBMPTN di SMK Pustek Serpong, Banten. Seorang peserta melaporkan pengawas baru memasuki ruangan pukul 08.00 WIB. Padahal, seharusnya pada pukul 07.30 WIB, peserta sudah menerima lembar jawaban untuk pengisian data. Pengerjaan soal pun baru dimulai pada pukul 08.20 dan selesai pukul 09.30.

“Kami dirugikan karena praktis hanya punya waktu untuk mengerjakan soal selama 70 menit. Berkurang dari waktu pengerjaan ideal, yaitu 105 menit. Kekacauan juga terjadi di kelas lain setelah soal yang dibagikan ternyata keliru sehingga ditarik kembali,” ujar peserta yang minta namanya tidak diberitakan.

Dalam menanggapi dugaan kekacauan pelaksanaan SBMPTN seperti itu, Menteri Nasir berjanji akan meng­usutnya. “Pasti ada sanksinya nanti. Mulai dari terlambat saja itu bisa kena sanksi indisipliner. Kita selidiki dulu,” tegasnya. (net)