Edi Effendi Mengabdi Untuk Memberatas Buta Aksara
OKU Baturaja oganpost.com-Sugguh patut di ajungkan jempol bagi seorang Edi Effendi yang hanya tamatan sekolah menengah pertama terjun langsung ke dunia pendidikan untuk niat memberantas buta aksara di Talang Tratak Desa Batang Hari Kecamatan Semidangaji Kabupaten OKU.
Bapak 4 anak ini rela berjalan bermotor demi tugas untuk mendidik anak didik di sekolah dasar SDN 111 Talang Tratak,saat ditemui wartawan mengatakan apa yang mejadi dasar ia tergerak untuk mengajar di sekolah ini karena kepriatinan dirinya terhadap dusun yang mayoritas penduduknya petani,”saya termotipasi dikarenakan didusun ini banyak yang tidak bisa baca tulis dan putus sekolah karena terkendala biaya,maka itu saya berniat untuk menjadi pengajar di sekolah ini yang tujuannya tak lain untuk memberantas buta aksara,”ujarnya
“Sekolah ini berdiri pada tahun 1991 oleh pendahulunya,setelah mengalami rehab selama 3 kali dan dibantu oleh pak Bupati Drs.Yulius Nawawi sekolah ini berdiri dengan dinding beton,”terangnya.
Dikatakannya,kendala yang utama pada saat ini adalah jalan yang rusak, biasanya saya menempuh 45 menit untuk tiba disekolah,sekarang harus 2 jam setengah untuk datang kesekolah,”Selain kondisi jalan,kendala dalam mengajar kami sering kekurangan tenaga pengajar untuk sekolah ini, perlengkapan alat tulis untuk menulis di papan tulis dimana disini kita menggunakan spidol, dan juga Water Cluse(WC) sekolah yang belum ada,”papar dia.
Tambah dia,dahulu dirinya hanya mendapat honor melalui sumbangan wali murid dari sekolah ini,”Entak berapa jumlanya pada waktu itu,saya lupa dikarenakan saat itu saya terima dengan apa adanya tanpa ada pembukuan yang jelas,semenjak saya tergabung dalam sekolah SDN 111 Batanghari saya memperoleh honor sebesar 300 ratus tiap bulan dan tambahan uang semester sama kakak saya kartika,walaupun itu tidak bisa mencukupi saya tetap mengajar disekolah ini,”tuturnya.
Sambung dia,Sebenarnya saya belum tahu cara mengajar yang professional itu seperti apa,apalagi memiliki pola mengajar yang baik disekolah seperti guru lain,”Disini didalam mengajar yang saya utamakan adalah baca tulis,bagaimana anak bisa membaca dan menulis, hanya pelajaran matematika dan bahasa saja yang dipebanyak disekolah ini,”jelasnya.
“Saya berharap SDN 111 bisa maju dan berkembang di kemudian hari dan untuk menjadi PNS bukan harapan utama saya dikarena usia telah tua,tentu nya kami berharap tidak muluk-muluk bisa maju saja kami besyukur,apalagi kalau karet murah seperti sekarang,kami hanya bisa cukup buat makan dan terpenting kedepan kiranya Poskesdes Talang Tratak nanti bisa dipergunakan atau dipungsikan lagi,ada staf kesehatan bertugas yang mampu terjun dan mengabdi untuk warga dusun ini,”harapnya.(tik)
Bapak 4 anak ini rela berjalan bermotor demi tugas untuk mendidik anak didik di sekolah dasar SDN 111 Talang Tratak,saat ditemui wartawan mengatakan apa yang mejadi dasar ia tergerak untuk mengajar di sekolah ini karena kepriatinan dirinya terhadap dusun yang mayoritas penduduknya petani,”saya termotipasi dikarenakan didusun ini banyak yang tidak bisa baca tulis dan putus sekolah karena terkendala biaya,maka itu saya berniat untuk menjadi pengajar di sekolah ini yang tujuannya tak lain untuk memberantas buta aksara,”ujarnya
“Sekolah ini berdiri pada tahun 1991 oleh pendahulunya,setelah mengalami rehab selama 3 kali dan dibantu oleh pak Bupati Drs.Yulius Nawawi sekolah ini berdiri dengan dinding beton,”terangnya.
Dikatakannya,kendala yang utama pada saat ini adalah jalan yang rusak, biasanya saya menempuh 45 menit untuk tiba disekolah,sekarang harus 2 jam setengah untuk datang kesekolah,”Selain kondisi jalan,kendala dalam mengajar kami sering kekurangan tenaga pengajar untuk sekolah ini, perlengkapan alat tulis untuk menulis di papan tulis dimana disini kita menggunakan spidol, dan juga Water Cluse(WC) sekolah yang belum ada,”papar dia.
Tambah dia,dahulu dirinya hanya mendapat honor melalui sumbangan wali murid dari sekolah ini,”Entak berapa jumlanya pada waktu itu,saya lupa dikarenakan saat itu saya terima dengan apa adanya tanpa ada pembukuan yang jelas,semenjak saya tergabung dalam sekolah SDN 111 Batanghari saya memperoleh honor sebesar 300 ratus tiap bulan dan tambahan uang semester sama kakak saya kartika,walaupun itu tidak bisa mencukupi saya tetap mengajar disekolah ini,”tuturnya.
Sambung dia,Sebenarnya saya belum tahu cara mengajar yang professional itu seperti apa,apalagi memiliki pola mengajar yang baik disekolah seperti guru lain,”Disini didalam mengajar yang saya utamakan adalah baca tulis,bagaimana anak bisa membaca dan menulis, hanya pelajaran matematika dan bahasa saja yang dipebanyak disekolah ini,”jelasnya.
“Saya berharap SDN 111 bisa maju dan berkembang di kemudian hari dan untuk menjadi PNS bukan harapan utama saya dikarena usia telah tua,tentu nya kami berharap tidak muluk-muluk bisa maju saja kami besyukur,apalagi kalau karet murah seperti sekarang,kami hanya bisa cukup buat makan dan terpenting kedepan kiranya Poskesdes Talang Tratak nanti bisa dipergunakan atau dipungsikan lagi,ada staf kesehatan bertugas yang mampu terjun dan mengabdi untuk warga dusun ini,”harapnya.(tik)
No comments