Kadiisdikbudpora Pali Pertanyakan Rapot Merah
PALI - Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga(Disdikbudpora)Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ( PALI ) mengklarifikasi terkait pemberitaan di salah satu koran lokal Muara Enim edisi 4 November 2014 yang mengatakan Disdikbudpora terkena rapot merah oleh pejabat Bupati Pali,terkait tidak menghadiri Bimtek Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah tanggal 5 november 2014 yang diselenggarakan di gedung Pesos Komplek Pertamina Pendopo.
Dalam pembritaan tersebut membuat kepala dinas dikbudpora Drs M Amin MM,merasa dirugikan ,karena dia tidak merasa dia terkena rapot merah,bahkan dia tidak mengerti dengan apa yang dibilang rapot merah itu," apa rapot merah,apakah saya bersekolah disini apa gimana,kalau memang saya menerima rapot merah berarti saya mau di apakan,”katanya rabu(12/11)kepada wartawan.
Lebih lanjut Amin menjelaskan,memang Disdikbudpora ada undangan untuk menghadiri BIMTEK tersebut,undangan diterima pukul 08.30 melalui stap saya Heny dan pukul 09.00 saya ditelpon istri dirumah bahwa anak saya masuk UGD rumah sakit HM.Robain Muara Enim karna anak saya terkena
asma mendadak,setelah saya mendapat laporan tersebut, saya kirim sms ke ketua panitia untuk disampaikan kepada Bupati PALI,bahwa saya tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut dikarenakan anak saya lagi sakit.saya buat disposisi untuk mewakili saya kepada Kabid Dikdasmen Dra Hartiana,surat disposisi disampaikan oleh stap saya Ratna kepada bu Hartiana,kenyataannya bu hartiana tidak datang atau tidak mematuhi perintah saya,”jadi yang dapat rapot merah itu saya atau bu Hartiana,"ujarnya.
tambah dia,Memang saya tidak menyalahkan siapapun, tetapi kenapa tidak ada satupun wartawan yang menulis Rapot merah tersebut berkoordinasi sama saya,sebab dalam pembritaan tersebut menyangkut nama baik Disdikbudpora karena dalam isi pembritaan itu Disdikbudpora terkena rapot merah,apa yang dimaksud rapot merah,apa saya tidak naik kelas,apa gimana,saya sudah ngobrol dengan beliau ( Bupati ) dan bertanya kepada beliau tentang Rapot merah tersebut dan yang lebih anehnya lagi ketika saya bertanya dengan beliau,beliau tidak mengatakan dan mengganjar saya rapot merah,”jadi apa salahnya
berkoordinasi dengan saya supaya tau alasannya,”ungkapnya.( suhardi )
Dalam pembritaan tersebut membuat kepala dinas dikbudpora Drs M Amin MM,merasa dirugikan ,karena dia tidak merasa dia terkena rapot merah,bahkan dia tidak mengerti dengan apa yang dibilang rapot merah itu," apa rapot merah,apakah saya bersekolah disini apa gimana,kalau memang saya menerima rapot merah berarti saya mau di apakan,”katanya rabu(12/11)kepada wartawan.
Lebih lanjut Amin menjelaskan,memang Disdikbudpora ada undangan untuk menghadiri BIMTEK tersebut,undangan diterima pukul 08.30 melalui stap saya Heny dan pukul 09.00 saya ditelpon istri dirumah bahwa anak saya masuk UGD rumah sakit HM.Robain Muara Enim karna anak saya terkena
asma mendadak,setelah saya mendapat laporan tersebut, saya kirim sms ke ketua panitia untuk disampaikan kepada Bupati PALI,bahwa saya tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut dikarenakan anak saya lagi sakit.saya buat disposisi untuk mewakili saya kepada Kabid Dikdasmen Dra Hartiana,surat disposisi disampaikan oleh stap saya Ratna kepada bu Hartiana,kenyataannya bu hartiana tidak datang atau tidak mematuhi perintah saya,”jadi yang dapat rapot merah itu saya atau bu Hartiana,"ujarnya.
tambah dia,Memang saya tidak menyalahkan siapapun, tetapi kenapa tidak ada satupun wartawan yang menulis Rapot merah tersebut berkoordinasi sama saya,sebab dalam pembritaan tersebut menyangkut nama baik Disdikbudpora karena dalam isi pembritaan itu Disdikbudpora terkena rapot merah,apa yang dimaksud rapot merah,apa saya tidak naik kelas,apa gimana,saya sudah ngobrol dengan beliau ( Bupati ) dan bertanya kepada beliau tentang Rapot merah tersebut dan yang lebih anehnya lagi ketika saya bertanya dengan beliau,beliau tidak mengatakan dan mengganjar saya rapot merah,”jadi apa salahnya
berkoordinasi dengan saya supaya tau alasannya,”ungkapnya.( suhardi )
No comments