Penyuluh Dibebani Biaya Makan · Peserta Dipungut Biaya Rp 150 per Orang

KAYUAGUNG,OKI – Sebanyak 180 peserta review penyuluh Agama Islam Non PNS semester 1 Tahun 2014 mengeluh. Lantaran, mereka merasa diperas oleh oknum Kantor Departemen Agama (Kandepag) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk menyetorkan uang sebesar Rp 150 ribu untuk mengikuti kegiatan tersebut saat berada di Aula Kandepag saat berlangsung penyuluhan.

Para penyuluh, sontak ketika sebelum berlangsungnya pengisian materi penyuluhan tadi, ada oknum panitia pelaksana meminta para peserta menyerahkan uang sebesar Rp 150 ribu. Tentunya, uang Rp 150 ribu tersebut ada alasannya untuk pembiayaan makan sebesar Rp 100 ribu dan untuk pengambilan Surat Keputusan (SK) sebesar Rp 50 ribu per orang.

Demikian, kalau melihat dari tulisan yang terbentang dispanduk di Aula Kandepag tadi, bertema yakni, ciptakan penyuluh Agama Islam yang berilmu dan berakhlak guna mencapai masyarakat Kabupaten OKI yang Agamis. Padahal, jelas kegiatan ini sudah ada anggran dari pemerintah. Namun, kegiatan tadi dibebani sepenuhnya oleh review penyuluh dari berbagai daerah kecamatan yang turut hadir.

“Sebenarnya Pak, kami peserta review penyuluh sangat keberatan dengan dipungut biaya sebesar Rp 150 ribu ini. Karena, tidak sewajarnya Kandepag meminta uang kepada penyuluh. Padahal, tanpa penyuluh di kecamatan saya yakin program kandepag tak akan berjalan,” kata peserta penyuluh yang meminta namanya tidak disebutkan.

Yang pasti menurutnya, dirinya tidak ikhlas memberikan uang kepada pantiai. “Saya tidak ikhlas pak memberikan uang itu. Seharusnya, pihak kandepag memberi saya uang, jauh-jauh datang ke kantor ini bukan diberi uang. Eh malahan dimintai uang untuk makan dan uang untuk SK,” ngerutuk review penyuluh panjang lebar.

Dari sekian banyak peserta tadi hanya ada beberapa orang saja yang membawa uang lebih, sedangkan yang lainnya ada yang pinjam uang temannya untuk mengasih panitia penyuluh. “Saya jujur pak, datang ke Kayuagung ini, hanya membawa duit untuk membeli minyak motor saja, ketika mengikuti review tiba-tiba disuruh mengumpulkan uang, jadi saya bengong. Untung saja saya dipinjami uang oleh teman, itupun harus dibayar ketika gajian nanti,” tutur peserta lainnya yang menyebutkan gaji sebagai penyuluh hanya Rp 300 ribu itupun dibayar per semester sekali.

Kepala Kantor Departemen Agama (Kakandepag) OKI, Drs H Ishak Putih MSi ketika dikonformasi melalui telpon mengatakan, kegiatan tersebut kegiatan review penyuluh Agama Islam Non PNS yang diikuti ssebanyak 180 peserta dari berbagai kecamatan yang ada di wilayah OKI. Review ini sudah diprogramkan setiap tahun dua kali pelaksanaannya, dalam arti dilaksanakan sistem sementer. Jadi pelaksanaan ini diikuti oleh Non PNS.

Ketika ditanya mengenai apakah kegiatan review ini apakah sudah ada anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tadi, menurut Ishak Putih, kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawainya itu sudah ada anggaran rutin dari pemerintah. Jadi seluruh perserta yang ikut tidak dipungut biasa sepeserpun. “Peserta tidak dipungut biaya sepeserpun. Kalau memang ada panitia pelaksana kegiatan memungut biaya silahkan laporkan hal tersebut kepada sayas,” kata Ishak Putih.

Masih kata Ishak Putih, kegiatan ini murni dan tidak ada pungutan liar berbentuk apapun. “Jelas tidak ada pungutan, kalau memang ada itu berarti telah menyalahi aturan yang ada,” tugas Ishak Putih.

Terpisah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jejak Ya Sandi SH mengatakan, kalau memang kegiatan itu sudah ada anggarannya, jangan sekali-kali pihak penyelenggara kegiatan memungut biaya itu lagi. Jelas menyalahi aturan dan bisa dikenakan sangsi hukum. “Inikan sudah ada upaya pihak terkait untuk mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan suatu program dari pemerintah yang sudah dianggarkan pembiayaan dan tidak sepatutnya penyuluh dipungut biaya sebesar itu,” tegas Ya Sandi.(sandi)