Menko PMK Pelajari Program Makan Siang Gratis di Brasil, Biaya Setara Rp 4.400 per Siswa
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berkunjung ke lokasi program makan siang gratis di restoran dan sekolah di Rio de Janeiro, Brazil.
Kunjungan Menko PMK tersebut yakni di Restaurante do Povo (Restoran Rakyat) Herbert de Souza dan selanjutnya di Colegio Estadual Souza Aguiar (SMA Souza Aguiar).
“Ini salah satu contoh dari pemerintah Brazil bagaimana cara memerangi kemiskinan dan melawan kelaparan. Ini saya kira contoh yang sangat bagus,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, dikutip Jumat (26/7/2024).
Kunjungan itu dilakukan sebelum kegiatan pokok mewakili Indonesia dalam Ministerial Meeting G20: Task Force for a Global Alliance against Hunger and Poverty di Rio de Janeiro. Brazil sebagai tuan rumah karena menjadi ketua G20 pada 2024. Indonesia sudah menjadi ketua G20 pada 2022.
“Kunjungan ini akan menjadi salah satu benchmark untuk kebijakan yang akan diterapkan pemerintah Indonesia, dalam program makanan bergizi gratis,” tambahnya.
Dalam kunjungan ke Colegio Estadual Souza Aguiar, Muhadjir disambut Kepala Sekolah Andrea Montalvao dan para siswa. Muhadjir melakukan dialog dan meninjau dapur, serta ruang kelas di sekolah tiga lantai ini.
Di papan pengumuman dekat dapur sekolah, tertulis maklumat transparansi biaya makan gratis dari anggaran dari pusat dan negara bagian. Informacoes Importantes. Recurso merenda Estadual 13.765,20. Federal 9.415,24. Total de Recursos Recebidos: 23.180,44 Total De Alunos: 769. Valor per capita por aluno: R$ 1,5 (Informasi penting. Biaya makanan dari negara 13,765.20. Pemerintah federal 9,415.24. Total anggaran yang diterima: 23.180,44. Jumlah Siswa: 769. Nilai per kapita per siswa: R$ 1,5).
Nilai kurs 1 Real Brazil (R$ 1) setara Rp 2.906. Jadi, biaya makanan gratis di sana setara Rp 4.400.
Muhadjir berbincang langsung dengan para siswa soal makanan yang disediakan dapur sekolah. Mereka mengatakan mendapat makanan variasi, dengan menu pokok nasi, telur, daging, sayuran, serta buah-buahan. Mereka juga mengaku, makanan gratis itu sangat membantu. Jam sekolah siswa di sana sekitar 6 jam.
Muhadjir juga berbincang dengan koki sekolah, Rosa, di dapur sekolah. Dapur itu berukuran sekitar 4 x 4 meter. Alat-alatnya sederhana, seperti dapur kebanyakan. Namun, kebersihan sangat dijaga. Saat memasuki dapur, wajib mengenakan penutup kepala, menjaga dapur tetap steril.
Diketahui, program makanan untuk sekolah, the Campanha de Merenda Escolar, di Brasil ini sudah berlangsung sudah sangat lama, sejak 1955. Awalnya program ini diselenggarakan untuk memerangi kelaparan dan malnutrisi di kalangan anak-anak, kemudian untuk peningkatan gizi.
Program ini terdesentralisasi dengan melibatkan pemerintah daerah. Agar program ini mengoptimalkan ekonomi Brazil, ditetapkan aturan pasokan bahan makanan untuk sekolah ini diharuskan dari para petani sekitar.
Sekitar satu jam Muhadjir Effendy berkunjung ke sekolah Colegio Estadual Souza Aguiar. Selain berbincang soal makanan gratis untuk siswa, Muhadjir juga meninjau ruang kelas. Saat itu sedang jam pelajaran IPS, Muhadjir menyapa guru yang sedang mengajar, Genilson, dan para siswa.
Dalam kunjungan, Muhadjir mendapatkan informasi perbedaan biaya per porsi antara di lembaga amal fakir miskin Restaurante De Povo yang sebesar 15 Real Brazil (R$) atau sebesar Rp 44.000 per porsi dengan subsidi pemerintah R$ 2 per porsi. Sedangkan biaya makan siang gratis untuk siswa di SMA Souza Aguilar dari pemerintah sebesar R$ 1,5 atau Rp 4.400 per porsi.
Di Restaurante do Povo, Muhadjir mendapatkan penjelasan, warga umum yang datang ke sana cukup membayar R$ 3. Sedangkan untuk lansia dan difabel cukup $ 1. Pemerintah mensubsidi per porsi sebanyak R$ 2. Selebihnya, menurut Felipe Carvalho, pimpinan Restaurante do Povo, “Kami menutup biaya dengan donasi dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pengusaha,” kata Felipe.
Warga yang datang ke Restorante do Povo adalah kalangan miskin, difabel, dan lansia dari lingkungan sekitar. Saat makan siang ketika kunjungan warga antre panjang ratusan orang. Mereka dilayani untuk mendapatkan sepiring makanan dalam nampan. Menunya nasi, ayam berkuah, sayuran, serta segelas jus jeruk. Mereka lalu duduk makan di aula yang luas dan bersih dengan kapasitas 600 tempat duduk.
“Setiap hari sekitar 1.800 hingga 2.000 orang datang ke sini,” kata Felipe Carvalho
Felipe berlatar belakang chef yang mundur dari bekerja di restoran kelas atas dan sudah setahun mengelola lembaga amal ini. “Sangat membahagiakan bisa berbagi,” kata chef penghobi surfing yang pernah tinggal di Bali ini. Felipe Carvalho menyambut kedatangan Muhadjir bersama Rosangela de Souza Gomes, Sekretaris Bidang Asisten Sosial Negara Bagian Rio de Janeiro. Mereka berkeliling menyaksikan proses pelayanan makan siang amal itu mulai dari restoran, ruang aula, hingga pintu antrean. Lokasi ini cukup lapang dan diberikan pagar alur antrean, sehingga tidak sesak. Meski siang hari dan matahari terang, suasana tidak panas karena suhu udara saat itu sekitar 20 derajat Celcius.
No comments