|
Harga minyak menanjak pada awal perdagangan Asia, Selasa (24/10) pagi di tengah kekhawatiran investor akan terganggunya pasokan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Agus Triyono).
|
JAKARTA -- Harga minyak menanjak pada awal perdagangan Asia, Selasa (24/10) pagi. Kenaikan itu memulihkan sebagian kerugian hari sebelumnya lantaran investor masih khawatir eskalasi perang Israel-Hamas menjadi konflik ebih luas di wilayah pengekspor minyak itu yang berpotensi mengganggu pasokan.
Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent naik 70 sen, atau 0,8 persen, menjadi US$90,53 per barel pada 00.32 GMT. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS meningkat 71 sen, atau 0,8 persen, menjadi US$86,20 per barel.
"Pasar sedang melakukan penyesuaian setelah penurunan dalam dua sesi terakhir dan di tengah kekhawatiran kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah," kata Ekonom Nomura Securities Yuki Takashima seperti dilansir Reuters.
Kedua harga minyak acuan tersebut turun lebih dari 2 persen pada Senin kemarin karena upaya diplomatik di Timur Tengah, wilayah pemasok minyak terbesar di dunia, semakin intensif untuk membendung konflik antara Israel dan Hamas, sehingga mengurangi kekhawatiran investor tentang gangguan pasokan.
Pada awal pekan ini, Hamas mengatakan pihaknya telah membebaskan dua wanita Israel yang termasuk di antara lebih dari 200 sandera yang disandera pada 7 Oktober di Israel selatan, sementara sumber mengatakan AS telah menyarankan Israel untuk menunda serangan darat di Jalur Gaza.
Namun Israel terus membombardir Gaza pada Senin lalu setelah melancarkan serangan udara di Lebanon selatan semalam.
Israel menyerang ratusan sasaran di Gaza dari udara ketika tentaranya melawan militan Hamas dalam penggerebekan di wilayah Palestina yang terkepung, di mana jumlah kematian melonjak dan warga sipil terjebak dalam kondisi yang mengerikan.
"Kami memperkirakan WTI akan bergerak dalam kisaran US$80-US$90 untuk sementara waktu, dengan semua perhatian tertuju pada situasi di Israel dan Gaza, produksi OPEC, dan laju pemulihan permintaan di Tiongkok," kata Takashima seraya menambahkan bahwa investor juga fokus pada persediaan minyak AS.
Sementara itu, survei Reuters mencatat stok minyak mentah AS diperkirakan meningkat minggu lalu dan persediaan minyak sulingan dan bensin turun.
Jajak pendapat tersebut dilakukan menjelang laporan dari kelompok industri American Petroleum Institute, yang akan dirilis pada Selasa pukul 20.30 GMT, dan Badan Administrasi Informasi Energi AS yang akan dirilis pada Rabu pukul 14.30 GMT.(CNN indonesia)
No comments