DPPA Muba Adakan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan dan Pencegahan Berbasis Gender
MUSI BANYUASIN oganpost.com -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak kabupaten Musi Banyuasin bekerja sama dengan Yayasan CARE Peduli (YCP) mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Perempuan dan Pencegahan Berbasis Gender yang dilakukan di 4 Desa yaitu Desa Tegal Mulya, Rabu 18 Januari 2023, Desa Sri Mulya, Kamis 19 Januari 2023, Desa Bumi Kencana, Sabtu 21 Januari 2023 dan Terakhir hari ini Desa Karya Maju, Minggu(22/01).
Pejabat Bupati Musi Banyuasin Drs H Apriadi Msi melalui kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak kabupaten Musi Banyuasin Dewi Kartika,S.E.,M.si mengatakan bahwa pihaknya menyambut kegiatan ini dengan baik,"Memang isu kesetaraan gender itu merupakan cross cutting issue,"katanya
Lanjut Dewi ini diperlukan keterlibatan semua pihak termasuk jejaring yaitu Dunia usaha ,Media Masa,lembaga Masyarakat untuk turut serta mengurangi kesenjangan gender yang masih terjadi terutama pada akses ekonomi perempuan yang belum optimal sehingga kedepan bisa setara dan mampu mengentaskan kemiskinan melalui pengembangan ekonomi perempuan.
Sementara itu Bonaria Siahaan, CEO Yayasan CARE Peduli, menyampaikan bahwa Yayasan CARE Peduli (YCP) dengan dukungan Cargill Tropical Palm Holdings, sedang mengimplementasikan Project
“Resilience Building for Women in Palm Oil Communities” di Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan Project ini focus pada upaya pemberdayaan perempuan dengan 4 (empat) tujuan utama, yaitu: 1). Meningkatkan peluang ekonomi perempuan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi diri dan keluarganya; 2). Meningkatkan kapasitas, suara dan kepemimpinan perempuan dalam rumah tangga dan masyarakat; 3). Meningkatkan kesehatan dan status gizi perempuan dan masyarakat; 4).
Mengembangkan model ketahanan/mata pencaharian alternatif yang holistik sebagai bagian dari program penanaman kembali kelapa sawit.Berbagai isu dan persoalan yang berakar dari ketimpangan relasi dan pembagian peran dalam rumah tangga antara perempuan dan laki-laki masih menjadi tantangan utama dalam membangun keadilan gender.
Diantaranya Kekerasan Berbasis Gender dan eksploitasi terhadap perempuan, perkawinan usia anak, rendahnya tingkat serta angka partisipasi Pendidikan.
Berbagai hambatan menyebabkan perempuan khususnya perempuan dari kelompok rentan tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Struktur dan budaya masyarakat yang patriarki memberikan banyak batasan bagi perempuan, termasuk dalam proses pengambilan keputusan baik di keluarga maupun di masyarakat.
Kesenjangan terstruktur ini yang dihadapi perempuan juga menyebabkan hilangnya potensi kontribusi perempuan baik secara ekonomi maupun lainnya meskipun pemerintah telah melakukan upaya pemberdayaan perempuan melalui pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan, tapi perlu upaya upaya spesifik untuk menghilangkan hambatan bagi perempuan baik yang berasal dari keluarga atau lingkungannya.
Termasuk upaya memberikan peningkatan kapasitas untuk mulai memahami hak nya, mengenali kebutuhannya sendiri, menyampaikan pendapat nya dan memiliki kapasitas yang cukup untuk merubah relasi yang timpang yang selama ini mereka hadapi di keluarga maupun masyarakat.
Peningkatan kapasitas bagi perempuan dan kelompok lain mengenai kesetaraan gender, akan bisa memperkuat perempuan dalam mengambil peran - peran yang lebih strategis di dalam keluarga, masyarakat maupun desa. Termasuk sebagai lokomotif kesejahteraan keluarga dan mewujudkan pembangunan di tingkat desa yang ramah perempuan dan peduli anak.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses setelah dilakukan sosialisasi pada bulan November –Desember 2022 di desa. harapan kedepannya pemerintah desa dan perempuan di desa dapat merubah wawasan dan pandangan kaum perempuan terhadap pemahaman mereka terkait,Kami juga bersyukur kami terus di dukung oleh pemerintah kabupaten Musi Banyuasin sehingga semua kegiatan ini bisa dilaksanakan dengan baik,tuturnya.(Sof)
No comments